(Kajian
Bentuk Keramaian di Lebak Bulus Ciputat)
oleh Akhmad Ali (Romo)
Abstraksi
Penelitian ini adalah mengenai “ akar kemacetan “ di
Lebak Bulus Ciputat yang di rasakan oleh setiap masyarakat Ciputat, Pamulang,
yang mereka bekerja di Jakarta bisa dipastikan melintasi Supermarket Poins
Square Lebak Bulus, Ciputat setiap mereka pulang kerja dari Jakarta tempat
mereka bekerja. Yang ingin diteliti adalah Supermarket Poins Square sebagai
sebuah supermarket yang memang akar kemacetan disamping dari terminal umum
Lebak Bulus, secara langsung adanya dua pusat keramaian ini menambah kemacetan
setiap sore jam pulang kantor sekitar jam 16.00 sampai 21.00 Wib, keberadaan Supermarket
Poins Square yang bersampingan dengan terminal umum dapat dipastikan salah satu
penyebab kemacetan jalan sepanjang Ciputat menuju Pamulang, Parung dan
sekitarnya.
A
. Pendahuluan
Pusat perhatian
dan penelitian ini adalah akan menggambarkan dan menganalisa sebuah
aktifitas-aktifitas disekitar Poins Square sebagai salah satu bentuk kemacetan
di sepanjang jalan Ciputat-Lebak Bulus, yang terdiri dari beberapa pedagang
kaki lima, pengamen, parkiran kendaraan, keluar masuk kendaraan dari Poins
Square serta kendaraan yang masuk ke terminal Lebak Bulus.
Supermarket Poins
Square adalah sebuah tempat berbelanjaan, baik electronic, sembako,
buah-buahan, baju dan lain-lain. Supermarket berasal dari Bahasa
Inggris yang artinya toko pangan serba ada[1],
dalam masyarakat Ciputat yang bisa dikatakan masyarakat menengah, atas adanya
supermarket Poins Square bisa jadi sebuah kebutuhan tersendiri. Karena itu
disana masyarakat bisa memilih keinginan berbelanja yang semuanya tersedia lebih
lengkap dari pada pasar tradisional.
Supermarket bisa dikatakan sebagai
sebuah tempat keramaian, dan supermarket juga bisa dikatakan sebuah making
place of project. Seperti yang dikatakan oleh Zsua Gille dia mengatakan” Exsiting
enthnographic studies of global process tend to cluster under one of three
slices of globalization –global forces, connection, or imaginations”[2].
Didalam supermarket itu sendiri sebuah perspektive penelitian ethnografi ada
sebuah Making Place of Project. Itu karena di supermarket ada beberapa
tempat yang bisa dijadikan sebuah aturan global, connection atau gambaran.
Adanya banyak pilihan di supermarket
disana dipajang sepanjang etalase toko berderet mengantri ratusan, ribuan
bahkan jutaan uang yang beredar di supermarket setiap harinya. Adapun hubungan
erat uang ini bisa dikatakan sebagai sebuah komunikasi antar pembeli dan
penjual. Danilyn Rutherford mengutipnya dari George Simmel, who describes
the use of money as the culmination in an evoluttion of the relationship
between subject and objects[3].
Artinya supermarket tersebut bisa
dikatan adalah sebuah tempat bertemunya sebuah perhubungan(relationship) global.
Dalam hal ini seperti terlihat ada turis asing yang dia tidak bisa berbahasa
Indonesia, namun ia membeli sebuah barang di Poins Square. Turis tersebut
menggunakan uang sebagai alat komunikasi untuk mendapatkan barang yang dia ingin
beli. Disini berarti supermarket sebuah tempat yang selain berbelanja juga bisa
dibuat untuk pertemuan dengan relasi kantor untuk membicarakan seputar
pekerjaan, bisnis, gossip dan lain-lain.
B . Permasalahan
Masalah yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah Supermarket Poins Square sebagai salah
satu penyebab kemacetan di jalan sepanjang Ciputat menuju Pamulang, Parung dan
sekitarnya. Fokus dari penelitian ini
adalah kurang tertatanya pedagang kaki lima(PKL) di Poins Square. Disamping itu
penelitian ini juga difokuskan pada masyarakat (konsumen) pengunjung
supermarket yang memilih Poins Square sebagai tempat belanja sekaligus ,
membuat conecting, relasi untuk membicarakan seputar bisnis, tugas kantor dan
kuliahan.
C . Tujuan dan Signifikasi
Penelitian
Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menunjukkan (1) adanya pedagang kaki lima disekitar Poins
Square adalah salah satu penyebab kemacetan, (2) untuk menunjukkan bahwa
masyarakat yang datang ke supermarket Poins Square bukan hanya berbelanja, (3)
mengungkapkan makna-makna yang terkandung dalam sebuah Making Places of
Poject.
Adapun signifikasi penelitian ini
yaitu bahwa hasil penelitian ini merupakan kekayaan pengetahuan informasi yang
dapat dijadikan acuan atau rujukan bagi penelitian-penelitian lainnya tentang
supermarket Making Places of Project. Hasil penelitian ini juga berharap
menjadi sebuah sumbangan positif bagi pemerintahan setempat untuk
mempertimbangkan kembali pembukaan lahan di persimpangan untuk direlokasi
pembukaan supermarket di pemerintahan daerah lainnya.
D .Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode pengamatan lapangan(field research),
metode pengamatan terlibat ini juga sering disebut sebagai metode ethnography
yang sering digunakan dalam penelitian sosial, yang lebih menekankan pada
sebuah fenomena-fenomena sosial, penelitian lebih diarahkan pada sejumlah kasus
, adapun analisa data meliputi interpertasi-interpertasi terhadap makna dari
perbuatan masyarakat(konsumen).
E . Hipotesa
Kemacetan di Lebak Bulus menuju
Ciputat, Pamulang dan sekitarnya sebagai
sebuah bentuk tidak tertatanya pedagang kaki lima sekitar supermarket Poins
Square .
F . Kajian Teoritis
1.
Supermarket
Poins Square adalah sebuah tempat untuk berbelanja, dalam hal ini Poin Square
selain berfungsi sebagai sebuah tempat berbelanja,ternyata Poins Square
didalamnya juga terdapat KFC dan di KFC bukan hanya untuk makan-makan . Namun
KFC merupakan sebuah tempat yang juga disana berfungsi sebagai sebuah tempat
obrolan ringan seputar permasalahan kampus yang dihadapai oleh Muhammad Kamil
(Mahasiswa UIN Jakarta). Ia menuturkan bahwa KFC baginya tempat yang pas untuk
membicarakan masalah-masalah kampus[4].
Makna supermarket Poins Square dalam hal ini bukanlah
sebuah tempat bersenang-senang, secara umum masyarakat mengartikan orang pergi
ke supermarket Poins Square akan berbelanja. Namun dalam hal ini seperti yang
diutarakan oleh kamil berbeda dari asumsi masyarakat pada umumnya.
2.
Raharjo pedagang
kaki lima , yang setiap hari mangkal di sekitar Poins Square berjualan Soto
Lamongan, dia mulai menggelar dagangannya pada jam 14.00 sampai jam 21.00. Dia
menceritakan bahwa berjualan disini sudah hampir 2 tahun, sekalipun berjualan
di depan bahu jalan raya Poins Square.
HASIL
PENELITIAN
A
. Fungsi Supermarket Poins Square
Ada beberapa fungsi supermarket Poins Square (1) sebagai
tempat belanja, (2) tempat berkumpul, (3) relationship (4) sirkuit perputaran
uang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dibawah ini.
1. Supermarket
Poins Square Sebagai Tempat Belanja
Diatas
sudah dijelaskan bahwa supermarket itu adalah sebuah tempat belanja , dan
kehadiran supermarket ini merupakan sebuah jawaban sekaligus cambuk bagi pasar
tradisional. Supermarket di gambarkan sebagai sebuah tempat yang sangat bersih,
nyaman, aman ,tidak kehujanan serta pelayanannya sangat baik dibandingkan
dengan pasar tradisional.
2
. Supermarket Tempat Bekumpul
Supermarket yang serba bersih, nyaman,
harum serta aman, dan pelayanan yang baik merupakan sebuah tempat yang pas
untuk berkumpul sekedar meminum copy, atau makan di KFC . Tentunya bukan hanya
makan saja, namun juga membicarakan sesuatu. Seperti yang diceritakan oleh
Muhammad Kamil, dia dan teman-temannya datang ke KFC bukan sekedar ngobrol
biasa , namun ia membicarakan problematika permasalahan kampusnya UIN Jakarta.
3.
Relationship
Fungsi lain dari supermarket adalah sebagai sebuah
relationship seperti yang dikatan oleh George Simmel diatas. Dimana uang itu
bisa mempererat persaudaraan. Memang uang adalah sebuah simbol alat komunikasi
untuk memperoleh relationship baru di Poins Square.
4.
Perputaran Uang
Dalam
sehari uang yang berputar di Poins Square bisa saja ratusan rupiah hingga jutaan
rupiyah. Seperti yang diperoleh oleh Sutarjdo dalam sehari bisa mendapatkan
uang 250.000, berbeda dengan akhir pekan dia bisa meraih 400.000, meskipun dia
menyadari bahwa dia berjualan dipinggir jalan. Tentunya sangat mengganggu
kendaraan yang dipakai oleh masyarakat Ciputat,Pamulang , Parung dan sekitarnya
saat pulang jam kantor.
ANALISA HASIL PENELITIAN
A
. ketetapan Hipotesisi
Dengan memperhatikan data-data yang
terdapat dalam hasil penelitian di atas, maka memang Supermarket Poins Square
merupakan salah satu penyebab kemacetan di Lebak Bulus menuju Ciputat,
Pamulang, Parung dan sekitarnya pada waktu jam pulang kerja. Dikarenakan adanya
pedagang kaki lima(PKL) yang berjualan disepanjang bahu jalan pertigaan Poins
Square. Dan supermarket juga bukan hanya sebuah tempat belanja saja, namun
lebih dari itu.
B
. Analisa Data dan Teoritis
1. Making Place Of Project
Secara Umum.
Supermarket
Poins Square juga bisa dikatakan sebuah Making Places of Project, yang merupakan terjadinya sebuah hubungan
global. Seperti penjual komputer, dia bisa memesan komputer dari luar Poins
Square, karena memang antara penjual disini
dengan penjual di Magga Dua saling membutuhkan. Dalam hal tersebut terjadi Money
as Communication(Simmel).
PENUTUP
A . KESIMPULAN
Kemacetan yang
sering terjadi di sepanjang jalan menuju Ciputat, Pamulang , Parung dan
sekitarnya adalah disebabkan adanya supermarket Poins Square, yang di tambah
lagi dengan tidak tersusun rapih pedagang kaki lima (PKL) sehingga mereka juga
merupakan indikasi penyumbang kemacetan.
Supermarket merupakan sebuah antitesis dari sebuah pasar
tradisional yang diasumsikan sebuah tempat yang becek, kumuh dan jorok. Berbeda
dengan supermarket yang memag bersih , rapih, nyaman, dan aman serta
pelayanannya terjamin.
B
. Rekomendasi
Adanya
supermarket Poins Square, jelas salah
satu faktor penyebab kemacetan selain adanya pedagang kaki lima,dan terminal
umum Lebak Bulus. Oleh karena itu sudah saatnya pemerintah setempat dan
pemerintah yang akan datang agar mempertimbangkan minimal re-lokasi pedagang
kaki lima di Poins Square untuk meminimalisirkan kemacetan tersebut.
cool
BalasHapus