Selasa, 07 Mei 2013

Making Place Of Project Supermarket Poins Square Lebak Bulus Ciputat




(Kajian Bentuk Keramaian di Lebak Bulus Ciputat)
oleh Akhmad Ali (Romo)
Abstraksi
            Penelitian ini adalah mengenai “ akar kemacetan “ di Lebak Bulus Ciputat yang di rasakan oleh setiap masyarakat Ciputat, Pamulang, yang mereka bekerja di Jakarta bisa dipastikan melintasi Supermarket Poins Square Lebak Bulus, Ciputat setiap mereka pulang kerja dari Jakarta tempat mereka bekerja. Yang ingin diteliti adalah Supermarket Poins Square sebagai sebuah supermarket yang memang akar kemacetan disamping dari terminal umum Lebak Bulus, secara langsung adanya dua pusat keramaian ini menambah kemacetan setiap sore jam pulang kantor sekitar jam 16.00 sampai 21.00 Wib, keberadaan Supermarket Poins Square yang bersampingan dengan terminal umum dapat dipastikan salah satu penyebab kemacetan jalan sepanjang Ciputat menuju Pamulang, Parung dan sekitarnya.

A . Pendahuluan
            Pusat perhatian dan penelitian ini adalah akan menggambarkan dan menganalisa sebuah aktifitas-aktifitas disekitar Poins Square sebagai salah satu bentuk kemacetan di sepanjang jalan Ciputat-Lebak Bulus, yang terdiri dari beberapa pedagang kaki lima, pengamen, parkiran kendaraan, keluar masuk kendaraan dari Poins Square serta kendaraan yang masuk ke terminal Lebak Bulus.
            Supermarket Poins Square adalah sebuah tempat berbelanjaan, baik electronic, sembako, buah-buahan, baju dan lain-lain. Supermarket berasal dari Bahasa Inggris yang artinya toko pangan serba ada[1], dalam masyarakat Ciputat yang bisa dikatakan masyarakat menengah, atas adanya supermarket Poins Square bisa jadi sebuah kebutuhan tersendiri. Karena itu disana masyarakat bisa memilih keinginan berbelanja yang semuanya tersedia lebih lengkap dari pada  pasar tradisional.
            Supermarket bisa dikatakan sebagai sebuah tempat keramaian, dan supermarket juga bisa dikatakan sebuah making place of project. Seperti yang dikatakan oleh  Zsua Gille dia mengatakan” Exsiting enthnographic studies of global process tend to cluster under one of three slices of globalization –global forces, connection, or imaginations[2]. Didalam supermarket itu sendiri sebuah perspektive penelitian ethnografi ada sebuah Making Place of Project. Itu karena di supermarket ada beberapa tempat yang bisa dijadikan sebuah aturan global, connection atau gambaran.
            Adanya banyak pilihan di supermarket disana dipajang sepanjang etalase toko berderet mengantri ratusan, ribuan bahkan jutaan uang yang beredar di supermarket setiap harinya. Adapun hubungan erat uang ini bisa dikatakan sebagai sebuah komunikasi antar pembeli dan penjual. Danilyn Rutherford mengutipnya dari George Simmel, who describes the use of money as the culmination in an evoluttion of the relationship between subject and objects[3].
            Artinya supermarket tersebut bisa dikatan adalah sebuah tempat bertemunya sebuah perhubungan(relationship) global. Dalam hal ini seperti terlihat ada turis asing yang dia tidak bisa berbahasa Indonesia, namun ia membeli sebuah barang di Poins Square. Turis tersebut menggunakan uang sebagai alat komunikasi untuk mendapatkan barang yang dia ingin beli. Disini berarti supermarket sebuah tempat yang selain berbelanja juga bisa dibuat untuk pertemuan dengan relasi kantor untuk membicarakan seputar pekerjaan, bisnis, gossip dan lain-lain.
            B . Permasalahan
            Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Supermarket Poins Square sebagai salah satu penyebab kemacetan di jalan sepanjang Ciputat menuju Pamulang, Parung dan sekitarnya.  Fokus dari penelitian ini adalah kurang tertatanya pedagang kaki lima(PKL) di Poins Square. Disamping itu penelitian ini juga difokuskan pada masyarakat (konsumen) pengunjung supermarket yang memilih Poins Square sebagai tempat belanja sekaligus , membuat conecting, relasi untuk membicarakan seputar bisnis, tugas kantor dan kuliahan.
            C . Tujuan dan Signifikasi Penelitian
            Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menunjukkan (1)  adanya pedagang kaki lima disekitar Poins Square adalah salah satu penyebab kemacetan, (2) untuk menunjukkan bahwa masyarakat yang datang ke supermarket Poins Square bukan hanya berbelanja, (3) mengungkapkan makna-makna yang terkandung dalam sebuah Making Places of Poject.
            Adapun signifikasi penelitian ini yaitu bahwa hasil penelitian ini merupakan kekayaan pengetahuan informasi yang dapat dijadikan acuan atau rujukan bagi penelitian-penelitian lainnya tentang supermarket Making Places of Project. Hasil penelitian ini juga berharap menjadi sebuah sumbangan positif bagi pemerintahan setempat untuk mempertimbangkan kembali pembukaan lahan di persimpangan untuk direlokasi pembukaan supermarket di pemerintahan daerah lainnya.
            D .Metode Penelitian
            Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengamatan lapangan(field research), metode pengamatan terlibat ini juga sering disebut sebagai metode ethnography yang sering digunakan dalam penelitian sosial, yang lebih menekankan pada sebuah fenomena-fenomena sosial, penelitian lebih diarahkan pada sejumlah kasus , adapun analisa data meliputi interpertasi-interpertasi terhadap makna dari perbuatan masyarakat(konsumen).
            E . Hipotesa
            Kemacetan di Lebak Bulus menuju Ciputat, Pamulang dan sekitarnya  sebagai sebuah bentuk tidak tertatanya pedagang kaki lima sekitar supermarket Poins Square .
            F . Kajian Teoritis
1.    Supermarket Poins Square adalah sebuah tempat untuk berbelanja, dalam hal ini Poin Square selain berfungsi sebagai sebuah tempat berbelanja,ternyata Poins Square didalamnya juga terdapat KFC dan di KFC bukan hanya untuk makan-makan . Namun KFC merupakan sebuah tempat yang juga disana berfungsi sebagai sebuah tempat obrolan ringan seputar permasalahan kampus yang dihadapai oleh Muhammad Kamil (Mahasiswa UIN Jakarta). Ia menuturkan bahwa KFC baginya tempat yang pas untuk membicarakan masalah-masalah kampus[4].
            Makna supermarket Poins Square dalam hal ini bukanlah sebuah tempat bersenang-senang, secara umum masyarakat mengartikan orang pergi ke supermarket Poins Square akan berbelanja. Namun dalam hal ini seperti yang diutarakan oleh kamil berbeda dari asumsi masyarakat pada umumnya.
2.    Raharjo pedagang kaki lima , yang setiap hari mangkal di sekitar Poins Square berjualan Soto Lamongan, dia mulai menggelar dagangannya pada jam 14.00 sampai jam 21.00. Dia menceritakan bahwa berjualan disini sudah hampir 2 tahun, sekalipun berjualan di depan bahu jalan raya Poins Square.

HASIL PENELITIAN
A .  Fungsi Supermarket Poins Square
            Ada beberapa fungsi supermarket Poins Square (1) sebagai tempat belanja, (2) tempat berkumpul, (3) relationship (4) sirkuit perputaran uang, untuk lebih jelasnya  dapat dilihat dibawah ini.
1.      Supermarket Poins Square Sebagai Tempat Belanja
Diatas sudah dijelaskan bahwa supermarket itu adalah sebuah tempat belanja , dan kehadiran supermarket ini merupakan sebuah jawaban sekaligus cambuk bagi pasar tradisional. Supermarket di gambarkan sebagai sebuah tempat yang sangat bersih, nyaman, aman ,tidak kehujanan serta pelayanannya sangat baik dibandingkan dengan pasar tradisional.
2 . Supermarket Tempat Bekumpul
     Supermarket yang serba bersih, nyaman, harum serta aman, dan pelayanan yang baik merupakan sebuah tempat yang pas untuk berkumpul sekedar meminum copy, atau makan di KFC . Tentunya bukan hanya makan saja, namun juga membicarakan sesuatu. Seperti yang diceritakan oleh Muhammad Kamil, dia dan teman-temannya datang ke KFC bukan sekedar ngobrol biasa , namun ia membicarakan problematika permasalahan kampusnya UIN Jakarta.
3.     Relationship
            Fungsi lain dari supermarket adalah sebagai sebuah relationship seperti yang dikatan oleh George Simmel diatas. Dimana uang itu bisa mempererat persaudaraan. Memang uang adalah sebuah simbol alat komunikasi untuk memperoleh relationship baru di Poins Square.
4.         Perputaran Uang
Dalam sehari uang yang berputar di Poins Square bisa saja ratusan rupiah hingga jutaan rupiyah. Seperti yang diperoleh oleh Sutarjdo dalam sehari bisa mendapatkan uang 250.000, berbeda dengan akhir pekan dia bisa meraih 400.000, meskipun dia menyadari bahwa dia berjualan dipinggir jalan. Tentunya sangat mengganggu kendaraan yang dipakai oleh masyarakat Ciputat,Pamulang , Parung dan sekitarnya saat pulang jam kantor.

            ANALISA HASIL PENELITIAN
A . ketetapan Hipotesisi
     Dengan memperhatikan data-data yang terdapat dalam hasil penelitian di atas, maka memang Supermarket Poins Square merupakan salah satu penyebab kemacetan di Lebak Bulus menuju Ciputat, Pamulang, Parung dan sekitarnya pada waktu jam pulang kerja. Dikarenakan adanya pedagang kaki lima(PKL) yang berjualan disepanjang bahu jalan pertigaan Poins Square. Dan supermarket juga bukan hanya sebuah tempat belanja saja, namun lebih dari itu.
B . Analisa Data dan Teoritis
1.      Making Place Of Project Secara Umum.
Supermarket Poins Square juga bisa dikatakan sebuah Making Places of Project,  yang merupakan terjadinya sebuah hubungan global. Seperti penjual komputer, dia bisa memesan komputer dari luar Poins Square,  karena memang antara penjual disini dengan penjual di Magga Dua saling membutuhkan. Dalam hal tersebut terjadi Money as Communication(Simmel).
            PENUTUP
            A . KESIMPULAN
            Kemacetan yang sering terjadi di sepanjang jalan menuju Ciputat, Pamulang , Parung dan sekitarnya adalah disebabkan adanya supermarket Poins Square, yang di tambah lagi dengan tidak tersusun rapih pedagang kaki lima (PKL) sehingga mereka juga merupakan indikasi penyumbang kemacetan.
            Supermarket merupakan sebuah antitesis dari sebuah pasar tradisional yang diasumsikan sebuah tempat yang becek, kumuh dan jorok. Berbeda dengan supermarket yang memag bersih , rapih, nyaman, dan aman serta pelayanannya terjamin.
B . Rekomendasi
Adanya supermarket Poins Square,  jelas salah satu faktor penyebab kemacetan selain adanya pedagang kaki lima,dan terminal umum Lebak Bulus. Oleh karena itu sudah saatnya pemerintah setempat dan pemerintah yang akan datang agar mempertimbangkan minimal re-lokasi pedagang kaki lima di Poins Square untuk meminimalisirkan kemacetan tersebut.



[1]
[2]. Zsua Gille “Global Ethnography” PT. Departemen of Sociology, University of California. 2002 . h,271
[3] . Rutherford Danilyn,  Intimacy and Alienation: Money and the Foreign in Biak, PT. Duke University Press , 2001, hal,301.
[4]  Muhammad Kamil 081324246910

1 komentar: