Setiap Anas Urbaningrum diwawancara
oleh setiap media televisi hampir keseluruhan sebuah kasus hambalang bergulir, bisa
dipastikan sesosok seorang Anas Urbaningrum saat di wawancara memakai baju
batik, sarungan, dan dibelakang ada sesosok foto berkharismatik berkopiyah
putih, ia adalah seorang ulama khaarismatik dari Krapyak Jogja, Almarhum kiai
Ali Maksum atau yang lebih dikenal dengan sebutan kiai krapyak.
Lantas apa hubungannya dengan foto
tersebut dan dengan Anas Urbaningrum sendiri? Disini yag menarik jika dilihat
dari sebuah sisi landscape Antropologi, sosiologi, Anas Urbaningrum yang gencar
dibombardir-oleh sebuah kasus mega projek bernama Hambalang Wisma Atlet,
bersamaan dengan diawali oleh Nazaruddin, Anggela Sondakh dan Andi Malarangeng
yang juga merupakan teman sejawat perjuangan Anas Urbaningrum yang sudah
memakai seragam bernama KPK.
Anas Urbaningrum jelas adalah
seorang politikus yan tangguh dikarenakan ia sendiri saat mahasiswa menjabat
sebagai ketua PB HMI( Himpunan Mahasiswa Islam), Anas setiap sesi wawancara
selalu saja menampilkan sesosok orang yang bersahaja, dengan memakai sarung,
apakah benar anas selalu memakai sarung di setiap waktu luangnya?
Dalam hal ini saya pribadi melihat
Anas seolah-olah ia ingin mencoba memainkan sebuah peran (agent) yang memang
mencoba menggiring sebuah opini publik bahwa ia adalah seorang santri, yang
secara implisit seorang santri yang selalu jujur, apa mungkin jika seorang
santri di asumsikan sebagai seorang jujur?
Dalam dunia politik(front stage)
seseorang bisa saja berubah menjadi bukan dirinya, demikian yang mencoba
ditampilkan oleh Anas Urbaningrum dengan saaarungnya, lantas hubungannya dengan
sebuah foto tersebut dimana? Menurut saya pribadi, Anas Mencoba mendapatkan
sebuah opini public dan dukungan dari para pengikut atau murid(santri) kiai Ali
Maksum yang memang sangat berkharismatik.
Dalam hal ini setiap penonton atau
masyarakat boleh saja menafsirkan tentang foto tersebut, baik dari kacamata
politik, budaya, atau agama, namun terlepas dari itu semua saya yakin bahwa
seorang kiai tidak menganjurkan muridnya untuk berbuat KORUPSI.
Setiap Anas Urbaningrum diwawancara
oleh setiap media televisi hampir keseluruhan sebuah kasus hambalang bergulir, bisa
dipastikan sesosok seorang Anas Urbaningrum saat di wawancara memakai baju
batik, sarungan, dan dibelakang ada sesosok foto berkharismatik berkopiyah
putih, ia adalah seorang ulama khaarismatik dari Krapyak Jogja, Almarhum kiai
Ali Maksum atau yang lebih dikenal dengan sebutan kiai krapyak.
Lantas apa hubungannya dengan foto
tersebut dan dengan Anas Urbaningrum sendiri? Disini yag menarik jika dilihat
dari sebuah sisi landscape Antropologi, sosiologi, Anas Urbaningrum yang gencar
dibombardir-oleh sebuah kasus mega projek bernama Hambalang Wisma Atlet,
bersamaan dengan diawali oleh Nazaruddin, Anggela Sondakh dan Andi Malarangeng
yang juga merupakan teman sejawat perjuangan Anas Urbaningrum yang sudah
memakai seragam bernama KPK.
Anas Urbaningrum jelas adalah
seorang politikus yan tangguh dikarenakan ia sendiri saat mahasiswa menjabat
sebagai ketua PB HMI( Himpunan Mahasiswa Islam), Anas setiap sesi wawancara
selalu saja menampilkan sesosok orang yang bersahaja, dengan memakai sarung,
apakah benar anas selalu memakai sarung di setiap waktu luangnya?
Dalam hal ini saya pribadi melihat
Anas seolah-olah ia ingin mencoba memainkan sebuah peran (agent) yang memang
mencoba menggiring sebuah opini publik bahwa ia adalah seorang santri, yang
secara implisit seorang santri yang selalu jujur, apa mungkin jika seorang
santri di asumsikan sebagai seorang jujur?
Dalam dunia politik(front stage)
seseorang bisa saja berubah menjadi bukan dirinya, demikian yang mencoba
ditampilkan oleh Anas Urbaningrum dengan saaarungnya, lantas hubungannya dengan
sebuah foto tersebut dimana? Menurut saya pribadi, Anas Mencoba mendapatkan
sebuah opini public dan dukungan dari para pengikut atau murid(santri) kiai Ali
Maksum yang memang sangat berkharismatik.
Dalam hal ini setiap penonton atau
masyarakat boleh saja menafsirkan tentang foto tersebut, baik dari kacamata
politik, budaya, atau agama, namun terlepas dari itu semua saya yakin bahwa
seorang kiai tidak menganjurkan muridnya untuk berbuat KORUPSI.
0 komentar:
Posting Komentar