Selasa, 12 Maret 2013

Human Adaptation to High Altitude




Adaptasi Manusia
Nama : Akhmad Ali

Lingkungan dataran tinggi merupakan sebuah tantangan berat untuk beradaptasinya manusa. Dikarenakan ketersediaan oksigen yang paling penting, makanan nutrisi berkurang pada tempat dataran tinggi, seperti diketahui manusia tidak bisa hidupa tanpa adanya oksigen. Manusia saat ini hidup dan tinggal di permukaan laut. Namun sekitar 20 sampai 30 juta orang hidup dan berhasil merproduksi pada ketinggian 2500. Bagaimana adaptasi terhadap ketinggian yang telah dicapai?
Artikel ini melihat sebuah dari efek ketinggian yang akan menimbulkan masalah bagi sebuah adaptasi manusia, ketinggian ini didefinisikan sebagai ketinggia 2500 m. Masalah adaptasi dibahas dalam rangka mengintegrasikan dari siklus kehidupan manusia.
Tantangan dari ketinggian

Populasi yang berada pada ketinggian di atas 2500 M yang ada diwilayah pegunungan Rocky di America Utara, Andes Amerika Selatan, Etopia dataran tinggi Afrika Timur dan Himalaya. Tantangan dari masing masing paling utama adalah penurunan ketersediaan oksigen atau disebut dengan Hikposia.
Ketersediaan oksigen adalah ditentukan pada sebuah atmosfer , udara dan tekanan yang pada berikutnya ditentukan oleh berat udara yang menekankan pada permukaan bumi. Manusia hidup di dataran tinggi yang lebih maka akan berkurang sebuang tekanan oksigennya.
Hipoksia adalah sebuah pengaruh kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian dari dataran tinggi dan tidak dapat mudah diubah oleh budaya. Ini yang membedakan hipoksia berbeda dari yang lainnya dari lingkungan dataran tinggi yang dapat dimodifikasi oleh budaya .
Medan yang kasar menggambarkan pegunungan lingkungan , tantangan hipoksia tidak terbatas pada ketinggian tetapi pada jantung, paru-paru dan beberapa penyakit lainnya. Efek dari hiposia adalah dapat dilihat dari masyarakat yang tinggal didataran tinggi.
Adaptasi Manusia
Theodosius Dobzhansky mendefenisikan sebuah struktur, fungsi adan tingkah laku dari sebuah adaptasi untuk hidup dan memproduksi , adaptasi manusia terhadap lingkungan ketinggian dipandan sebagai sebuah proses biologis berbasis dimana individu menanggapi sebuah hiposia pada ketinggian tinggi untuk dapat hidup dan memproduksi. Tidak ada asumsi yang dibuat mengenai apakah mekanisme yang mendasari.
Moore & Regensteiner
Respon biologis terhadap hipoksia adalah menganggapnya adalah massalah tantangan dari dataran tinggi , manusia adalah sesutau individu yang paling mudah diamati dari siapa efek hipoksia tersebut. Adaptasi juga dapat dilihat pada tingkat ain seperti tingkat gen,
Study tentang adaptasi manusia yang mendapatkan dari fakta atau mendapatkan dari ilmuwan hanya mempelajari peristiwa selama dalam beberapa periode yang terbatas, namun adaptasi sendiri adalah sebuah proses yang terjadi selama beberapa generasi. Studi ketinggian mungkin akan berguna untuk menjelaskan sebuah proses adaptasi dala dua cara: pertama Pertama,eferk bersamaan dari ketinggian tinggi dalam konteks manusia siklus hidup memberikan gambaran dari proses seperti itu terjadi dalam satu generasi. Melihat hubungan antara efek dari ketinggian tinggi pada orangtua dan keturunan siklus hidup memungkinkan generalisasi tentang proses adaptasi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kedua , populasi telah hadir pada ketinggian untuk jangka waktu yang berbeda.
Human life Cycle
Model siklus hidup manusia dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menafsirkan penentuan kesehatan dan penyakit untuk digunakan menggabungkan periode yang saling tumpang tindih antara beberapa orang. Kemudian efek dari dataran tinggi yang menimbulkan sebuah masalah untuk adaptasi pada ketinggian mempengaruhi fertilitas atau kematian. Kemudian berpengaruh langsung pada produksi keturunan dan kesuburan.
Oxygen Transport System
Tujuan dari sistem transportasi oksigen adalah untuk memberikan oksigen ke sebuah jaringan, yang sekiranya dapat mningkatkan oksigen seperti terangkut ke paru-paru, jantung dan pembuluh darah.
Adaptasi Ketinggian
Sebuah ketinggian mempengaruhi perkembangan janin, namun demikian tidaklah terlalu jelas, apakah memang efek dari ketinggian , yang kemudian dikaitkan dengan perubahan dalam sistem reproduksi yang mengganggu kesuburan itu sendiri.
Pertumbuhan anak dan remaja merupakan sebuah periode berkelanjutan sebuah pertumbuhan dan berkembangan tubuh meskipun tingkat pertumbuhan tidak secepat dengan bayi. Beberapa peneliti menekankan pada pertumbuhan awal dari siklus kehidupan manusia. Adulthood and Old Age: 21 years of age to death
Ada beberapa penyakit yang kronis yang memang dimulai pada usia 30a tahun, penykit ini merupakan sebuah penyakit kronis yang disebut (polycythemia, Monge's disease, or chronic soroche) yang kebanyakan dihidap oleh laki-laki, keluhannya seperti sakit kepala dan ketidak mampuan untuk berpikir jernih dan penyakit Hipoksia.


0 komentar:

Posting Komentar